KH DR. Sutrisno Hadi
AL QURAN ITU MENCERDASKAN
Ada hipotesis dari tiga guru besar di Eropa tentang relasi antara kecerdasan dengan keimanan. Ketiganya, Richard Lynn (Ulster University, Irlandia Utara), Helmuth Nyborg (Aarhus University, Denmark), dan John Harvey Sussex (Inggeris).
Isi hipotesisnya, semakin cerdas seseorang, maka ia akan semakin sekuler bahkan ateis ; semakin bodoh seseorang, maka ia akan semakin religius.
Hipotesis ini dibantah oleh teman yaitu Dr.Hamid Fahmy Zarkasy dengan mengajukan fakta bahwa agama di Barat dimarginalkan, sehingga berbeda halnya dengan di kawasan lain yang sebaliknya.
Saya berpendapat bahwa semakin baik seseorang dalam memahami dan mengamalkan agama - dalam hal ini al-Qur'an - justru dia akan semakin cerdas baik secara intelektual, emosional, maupun spiritual bahkan multiple intelligence.
Al-Qur'an, wahyu Allah swt terakhir, mengandung semua perangkat yang dapat mencerdaskan manusia. Banyak ahli yang berbicara kecerdasan ini, seperti Armstrong (2013) atau Howard Gardner (2013) mengatakan bahwa kecerdasan adalah kemampuan umum yang ditemukan dalam berbagai tingkat yang dimiliki seorang individu untuk menyelesaikan suatu masalah.
Bila kita teliti ayat-ayat dalam al-Qur'an, kita bisa mengatakan bahwa semakin matang pemahaman seseorang terhadap al-Qur'an dan dengan tulus mengamalkannya justru ia semakin menunjukkan kecerdasannya.
Secara emosional (EQ) misalnya QS.Yusuf,12:53, bagaimana Nabi Yusuf,as tidak menyatakan diriku bebas dari kesalahan. Karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong pada kejahatan. Faktanya, beliau dengan cerdas dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya dengan Zulaykha secara baik dan brilian (QS.Yusuf,12:23-25).
Secara intelektual (IQ), bagai mana Nabi Musa,as dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya dengan Fir'aun secara tepat dan unggul (QS.Thaha,20:9-32).
Secara spiritual (SQ), kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, QS.al-Isra,17:97 memberikan arahan pada semua manusia untuk memahami dan memecahkan persoalan makna kehidupan dunia kaitannya dengan akhirat.
Dalam konteks ini, bagaimana Rasulullah,saw secara cerdas dapat menjelaskan dan mempraktekkan langsung hidup dengan kecerdasan yang banyak multiple intelligence.
QS.al-Isra,17:81-82 memastikan adanya kecerdasan majemuk itu. Dengan memahami, menghayati isi kandungan al-Qur'an, orang akan semakin cerdas.
Banyak orang yang hidup beragama dengan baik, semakin cerdas, berkembang, maju, dan progresif dalam hidupnya. Dulu hingga kini, hidup dengan berpedoman pada nilai-nilai luhur al-Qur'an justru cerdas dan dibutuhkan masyarakat luas. Selamat terus memahami dan mengamalkan al-Qur'an. Allah,swt pasti bersama kita.
Siapakah Ahli Waris Utama...
Jakarta -
Al Ikhlas,...
Aqidah atau akidah secara bahasa...